Waktu Cimahi
Puisi dan Kisah Hidup
Jumat, 02 Maret 2012
petunjuk-Nya
tapi tak semuanya membuatku tersenyum
banyak yang ku lewati
namun masih belum bisa membuatku tersenyum
banyak yang ku lalui
namun justru hanya semakin memperburuk
semua itu membuatku berfikir
inilah jalanku
jalan yang Dia tunjukkan
jalan yang panjang
penuh lika - liku
yang harus kulalui
untuk mencapai sebuah harapan yang nyata
yang berawal dari mimpi
mimpi yang tak pernah ku impikan
Senin, 28 Februari 2011
balasan
ingin ku ucap apa yang ada di benakku
ingin ku keluarkan semuanya
cacian, makian, cercaan, dan segala hujatan
namun bak membasahi daun keladi
tak ada guna
tak ada hasil
inikah balasan atas semua dosa-dosaku ?
Wahai Engkau Sang Pencipta
ciptakanlah diriku sesempurna mungkin
Wahai Engkau Sang Pemberi
berilah aku santunan-Mu
Wahai Engkau Sang Pengasih
aku ingin seperti apa yang aku inginkan
Wahai Engkau Sang Maha Kuasa
pada-Mu aku memohon ampun
Kamis, 01 Oktober 2009
Selamat Hari Raya Idul Fitri
-->
Senin, 28 September 2009
Kembali Ke Fitri
Kembali Ke Fitri, itulah hal yang selalu orang-orang katakan. Tetapi apakah mereka yang mengatakan hal tersebut mengetahui apa arti dari kembali ke fitri itu sendiri ?
Sebelumnya ayo kita flashback ke hari-hari sebelum kita sampai ke hari yang fitri tersebut. Hal apa saja yang sudah kita peroleh selama bulan puasa ini ? Apakah kita telah menjalani perintah-perintah-Nya dengan benar sesuai ketentuan yang telah Dia berikan ?
Banyak hal yang mungkin kita abaikan dari semua rangkaian ujian yang telah Allah berikan kepada kita. Mungkin ada kalanya kita berniat untuk berpuasa, tetapi pada kenyataannya kita masih belum bisa menguasai hawa nafsu kita, berarti puasa yang telah kita lakukan tersebut tidaklah berarti apa-apa melainkan hanya menahan lapar dan haus saja.
Banyak sekali hal-hal yang diajarkan kepada kita melalui ibadah puasa, diantaranya :
1. Kejujuran, ketika berpuasa orang tidak pernah mau makan dan minum sekalipun tak ada orang yang melihat dan menyadari bahwa dirinya tengah berpuasa. Mereka tetap tidak mau melakukan hal-hal tersebut karena mereka mempertahankan kejujuran tersebut.
2. Kesabaran, orang selalu berusaha untuk menahan diri dan mendidik kita menjadi orang yang patuh. Artinya tidak mau melanggar apa-apa yang telah menjadi peraturan.
3. Dermawan, orang yang bepuasa ikut merasakan begaimana sulitnya lapar dan haus, mereka-mereka yang merasakan lebih menghayati daripada sekedar melihat apalagi mendengar.
Sifat-sifat itulah yang sebenarnya merupakan sifat-sifat yang fitrah, yang harus dimiliki setelah kita menjalani puasa selama satu bulan penuh. Oleh karenanya, kembali kepada fitrah bukanlah hanya sebuah anggapan bahwa kita seperti terlahir kembali di dunia ini, tetapi harus diikuti dengan sifat-sifat terpuji tersebut.
Karena itu, intinya, akhir dari ibadah puasa adalah al-'audah ilal fitrah (kembali kepada fitrah). Kalau tidak kembali ke fitrah, berarti puasa kita tidak berhasil. Sesudah kita kembali kepada fitrah, maka kita harus mampu mempertahankan kefitrahan, yaitu sikap istiqamah. Istiqamah ini harus kita jaga. Dan, menjaga istiqamah paling sulit karena memang godaannya cukup besar, pengaruhnya cukup besar. Walaupun di dalam agama boleh kembali (bila seseorang melakukan kesalahan ia boleh kembali), tapi kita justru harus mempertahankan posisi yang sudah fitri.
Sikap-sikap fitri seperti kejujuran, sabar, dermawan, dan kebaikan lainnya harus tetap ada pada diri seorang Muslim setelah Ramadhan berakhir. Sikap-sikap itu harus kita pertahankan dan kita jadikan perilaku. Dan, yang terpenting dari itu adalah mempertahankan sikap-sikap baik itu dalam kehidupan sehari-sehari setelah Ramadhan. Ringkasnya, al-'audah wal istiqamah (kembali dan konsisten).
Berikut beberapa macam fitrah kita sebagai manusia :
· Fitrah kita adalah bertauhid, tidak syirik
· Fitrah kita adalah taat, tidak suka maksiat
· Fitrah kita adalah suka berbuat baik, benci perbatan buruk
· Fitrah kita adalah menyayangi, tidak membenci
· Fitrah kita adalah memaafkan, bukan pendendam
· Fitrah kita adalah suka memberi, benci kekikiran
· Fitrah kita adalah suka belajar dan mengajar, benci kejumudan
· Fitrah kita adalah pejuang yang berani, bukan pemalas dan penakut
Minggu, 27 September 2009
Al-Quran Bacan Yang Jelas
Idulfiri Tiba Liang Lahat Pun Disiapkan
Tibanya Idulfitri adalah saat-saat yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat muslim. Karena Idulfitri adalah hari kemenangan setelah umat muslim menjalani ujian yang diberikan oleh Allah SWT, yaitu berpuasa di bulan Ramadhan selama tiga puluh hari. Banyak umat muslim yang bersiap-siap untuk melakukan sebuah ritual tahunan, yaitu mudik. Hal-hal seperti itulah yang sudah sangat rutin dilakukan oleh umat muslim, khususnya di Indonesia. Tetapi tidak bagi para petugas makam. Dengan tibanya idulfitri, mereka akan mendapat tugas, mungkin dari RT RW setempat atau bahkan langsung dari pemerintah kota, yaitu menyiapkan liang lahat. Mungkin akan ada orang yang merasa heran, mengapa hari kemenangan ini disambut dengan disiapkannya liang lahat ? hal ini dirasa perlu oleh pemerintah karena pada kenyataannya, setiap akan menghadapi Idulfitri selalu ada korban-korban berjatuhan, baik karena sakit maupun kecelakaan. Menghadapi hal ini maka (bukan maksud mengharapkan ada yang meninggal) pemerintah menyiapkan liang lahat di sejumlah tempat. Contohnya seperti di Kota Bandung, Pemkot Bandung menyiapkan 225 liang lahat baru di 12 taman pemakaman umum (TPU) yang masih dapat digunakan. Bahkan, disiapkan pula 20-25 petugas yang di tempatkan di lokasi pemakaman tersebut. Selain itu sebanyak 6 Puskesmas juga di siagakan 24 jam, lalu ada pula posko-posko kesehatan, dan empat unit ambulan. Dengan adanya segala persiapan tersebut, pemerintah berharap bisa menekan angka kecelakaan dan kematian.
Senin, 07 September 2009
MERAH PUTIH BERKIBAR DI NEW YORK
Setelah Pemerintah Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat pada tahun 1949, kiprah Indonesia di dunia Internasional berikutnya adalah menjadi anggota Perserikatan bangsa-bangsa (PBB). Indnesia resmi menjadi anggota ke-60, pada 28 September 1950. Sebagai Kepala Perwakilan Tetap pertama adalah Lambertus Nicodemus Palar.
Sampai 1951, markas PBB masih berlokasi di Lake Succes, New York, sebelum akhirnya pindah ke timur Manhatan. Sayangnya, data tentang para pelaku sejarah pengibaran benrdera pada saat itu tida berhasil ditemukan. Departemen Luar Negeri juga tidak memilikinya.
Secara mengejutkan, Presiden Soekarno menyatakan Indonesia keluar dari PBB pada 7 Januari 1965 di depan Rapat Umum Anti Pangkalan Militer Asing di Gelora Senayan Jakarta. Sebagai gantinya ia bertekad menyelenggarakan Conference of the New Emerging Forces (Conefo) atau konferensi negara-negara kekuatan baru, saingan PBB.
Setelah Soekarno jatuh dari kursi kepresidenan, Presiden Soeharto menyatakan Indonesia akan melanjutkan kerjasama internasional dengan PBB. Maka pada 28 September 1966, merah putih kembali bekibar di New York.